“Politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang akar katanya adalah polis, barati kesantuan masyarakat yang berdiri sendiri, sedangkan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Policy diterjemahkan sebagai kebijaksanaan, adalah pengunaan pertimbangan yang dianggap lebih menjamin terwujudnya tujuan.
1.
Politik adalah usaha yang
ditempuh warga negara untuk mewujudkan kekuasaan dan menumpuk kekayaan Pribadi
dengan mengatasnamakan Rakyat. (Teori Generasi).
Politik
menjadi usaha yang di tempuh oleh kebanyakan orang yang mempunyai kekayaan
lebih untuk mencapai suatu keinginannya dengan melapazkan janji dan program
kerja yang menggiurkan, namun kenyataan berbeda.
Media
sangat banyak menyoroti para politikus yang mengalami masalah tentang korupsi,
hal ini yang membuat para generasi menjadi alergi bila bicara tentang politik. Para
politikus bukan berbuat untuk kebaikan bersama, namun malah memperkaya diri
dengan mencuri uang rakyat. Munafiklah kata yang pantas untuk mereka yang
diketahui korupsi, ratusan bahkan miliyaran rupiah di negeri ini.
2.
Politik merupakan kegiatan
yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
dengan segala cara.
Kata
dari “mempertahankan kekuasaan” inilah
yang menjadi batu hati dan penyakit otak dikalangan generasi. Kata-kata bijak mantan
Presiden ke IV, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mengatakan “tidak ada jabatan didunia ini yang perlu
dipertahankan mati-matian”. Ini adalah kata-kata yang sangat berkualitas,
coba kaji masalah yang mengalami kalangan politik dari tahun 2015 s/d 2016. Begitu
banyak nama orang-orang pintar yang terkenal di partai bermasalah dengan yang
namanya Korupsi.
Hal
yang lebih memalukan lagi, para koruptor ini menentang saat di tangkap oleh
oknum yang berkepentingan, mengatakan Sumpah atas nama Tuhan, memvonis diri
sendiri kalau mereka memang terbukti bersalah. Namun hasilnya kejahatan
terungkap, para politikus yang korupsi menerima ganjarannya masing-masing.
Dari
hasil pantauan di media masa dan bisik-bisik tetangga, para generasi mulai
ngecam kalau Politik itu kotor. Apalagi kalau kita lihat di media, pintarnya
para-para politikus berbicara, masyarakat awam mulai mengidolakan bahkan memuja
melebihi para dewa.
Namun
cara mereka yang sangat memalukan, mereka tidak segan-segannya saling
menyalahkan, saling menuduh, saling membunuh antar sesama.
Hal di atas tidak lepas dari peran media masa, baik itu Elektronik maupun cetak.
Kesimpulan Alasan Para Generasi Membenci Politik
- Tertangkapnya para idola Generasi yang terlibat Korupsi
- Mempertahankan mati-matian jabatan, padahal sudah tersangka
- Banyak janji yang diingkari
- Saling menyalahkan dan menuduh
- Ada maunya turun jalan, tidak ada maunya berlindung di gedung.
No comments:
Post a Comment