Tuesday, 7 February 2017

MATERI TENTANG REKAYASA GENETIKA


Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang unggul. Rekayasa genetika merupakan salah satu pokok bahasan dalam ilmu Bioteknologi (cabang ilmu Biologi). Pada artikel ini akan dibahas segala sesuatu yang berkaitan dengan rekayasa genetika.
Mahluk hidup terdiri atas gen, gen mengandung protein yang menjadi pusat atau sumber informasi. Gen merupakan pembawa informasi turun-temurun dari generasi ke generasi dan bertanggung jawab atas pewarisan genotipik (sifat yang diturunkan) dan fenotipik (sifat yang tampak) dari seorang individu. 
Secara ilmiah, rekayasa genetika adalah manipulasi atau perubahan susunan genetik dari suatu organisme. Rekayasa genetika merupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul, organisme tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik. Rekayasa genetika sangat terkait dengan bidang bioteknologi lain seperti kloning hewan dan kloning manusia.
Rekayasa genetika telah memiliki aplikasi luas di hampir semua bidang yang berkaitan dengan bioteknologi dimana genom organisme yang terlibat. Proses transfer materi genetik dari satu organisme ke organisme lain menggunakan vektor atau pembawa secara ilmiah disebut sebagai transformasi. Bahkan, semua percobaan telah dilakukan pada bakteri, tanaman dan sebagian besar banyak hewan tikus, meskipun eksperimen manusia belum mungkin karena alasan yang jelas.
Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetik, adalah manipulasi langsung dari suatu organisme genom menggunakan bioteknologi . Ini adalah satu set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik sel, termasuk transfer gen dalam dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan peningkatan atau novel organisme.
DNA baru dapat dimasukkan dalam genom inang dengan terlebih dahulu mengisolasi dan menyalin materi genetik yang menarik menggunakan kloning molekuler metode untuk menghasilkan urutan DNA, atau dengan sintesis DNA, dan kemudian memasukkan ini membangun ke dalam organisme inang. Gen-gen dapat dihapus, atau “tersingkir”, menggunakan nuklease .
Gen penargetan adalah teknik yang berbeda yang menggunakan rekombinasi homolog untuk mengubah gen endogen, dan dapat digunakan untuk menghapus gen, menghapus ekson , menambahkan gen, atau memperkenalkan mutasi titik. Organisme yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap sebuah organisme yang dimodifikasi secara genetik (GMO). GMO pertama bakteri yang dihasilkan pada tahun 1973 dan GM tikus pada tahun 1974. Insulin -producing bakteri dikomersialisasikan pada tahun 1982 dan makanan yang dimodifikasi secara genetik telah dijual sejak tahun 1994. Glofish , GMO pertama yang dirancang sebagai hewan peliharaan, pertama kali dijual di Amerika Serikat pada Desember 2003.
Teknik rekayasa genetik telah diterapkan di berbagai bidang termasuk penelitian, pertanian, industri bioteknologi, dan obat-obatan. Enzim yang digunakan dalam deterjen dan obat-obatan seperti insulin dan hormon pertumbuhan manusia sekarang diproduksi dalam sel GM, eksperimental garis sel GM dan hewan GM seperti tikus atau ikan zebra yang digunakan untuk tujuan penelitian, dan tanaman transgenik telah dikomersialisasikan. bca juga Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Rekayasa genetika mengubah genetik make-up dari suatu organisme menggunakan teknik yang menghapus diwariskan materi atau yang memperkenalkan DNA disiapkan di luar organisme baik secara langsung ke dalam host atau menjadi sel yang kemudian menyatu atau hibridisasi dengan tuan rumah.
Hal ini melibatkan menggunakan asam nukleat rekombinan ( DNA atau RNA ) teknik untuk membentuk kombinasi baru dari materi genetik diwariskan diikuti dengan penggabungan dari bahan yang baik secara tidak langsung melalui vektor sistem atau langsung melalui mikro-injeksi , makro-injeksi dan mikro-enkapsulasi teknik.
Rekayasa genetika tidak normal termasuk tradisional hewan dan pemuliaan tanaman , fertilisasi in vitro , induksi poliploidi , mutagenesis dan fusi sel teknik yang tidak menggunakan asam nukleat rekombinan atau organisme rekayasa genetika dalam proses. Namun Komisi Eropa juga telah didefinisikan rekayasa genetika secara luas sebagai termasuk pembiakan selektif dan cara lain seleksi buatan. Kloning dan stem cell penelitian, meskipun tidak dianggap rekayasa genetika, yang terkait erat dan rekayasa genetika dapat digunakan di dalam diri mereka. biologi sintetis adalah disiplin yang muncul yang mengambil rekayasa genetika langkah lebih lanjut dengan memperkenalkan bahan artifisial disintesis dari bahan baku menjadi suatu organisme.
Jika bahan genetik dari spesies lain ditambahkan ke host, organisme yang dihasilkan disebut transgenik . Jika bahan genetik dari spesies yang sama atau spesies yang secara alami dapat berkembang biak dengan host digunakan organisme yang dihasilkan disebut cisgenic.
Rekayasa genetika juga dapat digunakan untuk menghapus materi genetik dari organisme sasaran, menciptakan gen knockout organisme. di Eropa modifikasi genetik adalah identik dengan rekayasa genetika sementara di Amerika Serikat itu juga dapat merujuk ke metode pemuliaan konvensional.  sistem peraturan Kanada didasarkan pada apakah suatu produk memiliki novel yang memiliki terlepas dari metode asli.
Dengan kata lain, produk ini diatur sebagai rekayasa genetika jika membawa beberapa sifat yang sebelumnya tidak ditemukan pada spesies apakah itu dihasilkan dengan menggunakan metode tradisional pemuliaan (misalnya, pembiakan selektif , sel fusi , pemuliaan mutasi ) atau rekayasa genetika.  dalam komunitas ilmiah, rekayasa genetika istilah tidak umum digunakan; istilah yang lebih spesifik seperti transgenik lebih disukai.

Dampak positif rekayasa genetika transgenik antara lain:
  1. Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit.
  2. Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
  3. Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan.
  4. Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik produksi lebih baik.
Dampak negatif rekayasa genetika transgenik antara lain:

1.                  Potensi toksisitas bahan pangan
Transfer genetik terjadi di dalam tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai pada bahan pangan konvensional.
Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan adanya kasus reaksi alergi yang serius. Begitu pula, pernah ditemukan kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan kontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.

2.                  Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan spektinomisin. 
Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GO dikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas transgenik. Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan kapas transgenik. Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi sehingga apabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan kondom, dapat diperoleh kualitas yang sangat baik. 
Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi akibat pemakaian sarung tangan dan kondom dari bahan karet transgenik. Selain pada manusia, organisme transgenik juga diketahui dapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada tahun 1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan dan imunodepresi.

3.                  Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut.
Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.
4.                  Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah. Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.
5.                  Potensi pergeserean ekologi
Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.
Tujuan dari bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetika ini untuk mendapatkan dan meningkatkan mutu individu yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini, manusia telah mampu mengembangkan teknologi reproduksi, yaitu dengan menggunakan alat dan prosedur dalam perkembangbiakan.
Bioteknologi Dengan Menggunakan Rekayasa Genetika
1)                  Rekayasa Genetika
Setiap makhluk hidup mempunyai gen. Gen merupakan penentu sifat yang terdapat di dalam kromosom. Apabila gen ini berubah, maka sifat dari makhluk hidup juga berubah, sehingga banyak ahli yang memanfaatkan untuk mengubah gen dengan tujuan mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat sesuai yang dikehendaki. Proses pengubahan gen-gen ini disebut dengan nama rekayasa genetika. Ada beberapa macam rekayasa genetika di antaranya adalah rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti.
a)                  Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika terjadi proses reproduksi secara seksual yang normal, maka akan terjadi pemisahan dan penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur DNA yang sama, untuk itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan nama rekombinasi DNA. Misalnya, telah ditemukannya gen seekor sapi yang berhasil dipindahkan ke dalam bakteri sehingga bakteri tersebut telah menerima gen asing yang tepat seperti gen aslinya. Gen ini akan mempunyai sifat-sifat dari sapi tersebut dan akan mempunyai sifat gen baru disebut gen yang diklon. Rekayasa genetik dapat mengubah genotipe suatu organisme dengan cara mengenalkan gen-gen baru yang belum dimiliki oleh suatu spesies. Teknik menyambung gen ini telah berhasil dan sukses dalam menghasilkan gen baru. Para ahli menggunakan teknik rekayasa genetika dengan menggunakan mikroba-mikroba seperti bakteri untuk membuat substansi yang tidak dapat dibuat oleh organisme yang direkayasa. Tetapi pengenalan gen-gen dalam bakteri jauh lebih sulit, karena para ahli harus mendapatkan gen yang diinginkan kemudian menggabungkan ke dalam DNA dari bakteri.
Gen yang diinginkan ini akan dihubungkan menjadi suatu lingkaran  DNA bakteri kecil yang disebut dengan plasmid. Kemudian plasmid ini siap untuk memasuki sel bakteri  dan akan direplikasi bersama-sama DNA selnya sendiri. Dengan cara ini, maka semua gen plasmid dan sel-selnya seperti gengen aslinya. Selanjutnya, plasmid ini akan diteruskan dari satu sel ke sel lainnya dengan cara transformasi. Untuk menghubungkan gen-gen asing ke dalam plasmid memerlukan rekombinasi genetik. Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam rekombinasi gen.
                    i.                        Pembuatan Insulin
Saat ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Penderita diabetes akan mengalami kekurangan hormon insulin. Para ilmuwan telah berhasil mengatasi penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu dengan memotong DNA sel manusia dengan menggunakan enzim pemotong. Gen yang menghasilkan insulin ini akan disambungkan pada plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut sudah mengandung gen insulin manusia.
Spesies ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan agar dapat memproduksi insulin manusia. Selanjutnya, produk tersebut ditampung sebagai obat bagi penderita diabtes mellitus
.
Rekombinasi gen dalam pembuatan insulin ini memiliki keunggulan, yaitu insulin yang dihasilkan lebih murni karena mengandung protein manusia sehingga insulin ini bisa diterima oleh tubuh manusia, biaya lebih murah dibandingkan dengan pembuatan insulin menggunakan gen pankreas hewan, prosesnya dapat dihentikan sampai kapan pun karena bakteri  dapat disimpan sampai diperlukan lagi.
                  ii.                        Pembuatan Vaksin Hepatitis
Saat ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus, ingatlah kembali pelajaran tentang virus di kelas X. Virus terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein ini dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi sehingga tubuh dapat menangkal virus yang masuk.
Saat ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa menghasilkan DNA-nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen tersebut dimasukkan ke dalam sel ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi, akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.
b. Teknologi Hibridoma
Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel, yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli.

Sel yang dihasilkan dari fusi ini dinamakan hibridoma  (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker).
Hibridoma ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein yang sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker.
Berikut ini contoh dari keberhasilan dari fusi sel.
1) Fusi Sel Manusia dengan Sel Tikus
Sel limfosit manusia mampu menghasilkan antibodi, tetapi jika dikultur dan dipelihara proses pembelahannya sangat lambat. Sel manusia tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah dengan cepat karena sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk membelah dengan cepat. Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu untuk membelah dengan cepat (sifat sel kanker tikus).


2) Fusi Sel Tomat dan Kentang
Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma karena dalam fusi sel antartumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman baru yang berbuah tomat dan berumbi kentang.
c. Transfer Inti (Kloning)
Transfer inti merupakan proses pemindahan inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya adalah kloning inti. Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon yang dicobakan pada katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh zigot baru dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi paraseksual karena bukan merupakan reproduksi seksual dan aseksual.

Keterangan:
  1. Sepotong jaringan kulit diambil dari seekor katak.
  2. Sel-sel jaringan itu dibiakkan.
  3. Inti salah satu itu ditransplantasikan ke sel telur penerima (inti sel telur ini sudah dikeluarkan).
  4. Telur itu berkembang menjadi embrio.
  5. Sel-sel embrio dipisah-pisahkan.
  6. Inti sebuah sel embrio ditransplantasikan ke dalam sel telur penerima lainnya. Telur itu berkembang menjadi suatu klon katak semula.

Keberhasilan transfer inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak sehingga menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum domba muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah domba Dolly.
Bagaimana dengan kloning pada tumbuhan? Secara tidak sengaja kita sebenarnya sudah melakukan kloning pada tumbuhan, yaitu saat mencangkok, menyetek, tetapi hasilnya tidak banyak menghasilkan individu baru.
2.  Bayi Tabung
Teknik fertilisasi bayi tabung dilakukan secara invitro, yaitu suatu proses pembuahan yang secara sengaja dilakukan di luar tubuh manusia. Teknik ini prosesnya hampir sama dengan fertilisasi secara eksternal, masih ingatkah Anda dengan sistem ini? Pada mulanya sel-sel telur yang mutunya baik dari ibu diseleksi, demikian juga sperma dari ayah. Kemudian dipertemukan dalam cawan petri yang sudah diberi nutrien yang keadaan lingkungannya disesuaikan dalam rahim, kemudian sperma akan membuahi sel telur dan terbentuk zigot. Setelah berumur 2-5 hari embrio ditanam di dalam rahim kemudian tumbuh dan akan lahir. Teknik ini sudah dilakukan dan berhasil di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sarjito Yogyakarta dengan mengembangkan bayi tabung kembar tiga, yaitu satu laki-laki dan dua perempuan yang lahir dengan bedah caesar pada tanggal 10 Februari 1998.
3. Teknik Hibridisasi atau Kawin Suntik/Inseminasi Buatan

Teknik hibridisasi atau pembastaran merupakan perkawinan silang untuk memperoleh bibit yang unggul. Umumnya dilakukan pada hewan sapi. Bagaimana cara yang dilakukan dalam teknik kawin suntik ini? Pada prinsipnya, caranya dilakukan dengan mengambil sperma atau semen dari hewan yang memiliki bibit unggul untuk disuntikkan  ke dalam alat kelamin hewan betina. Tujuannya untuk mendapatkan keturunan dengan perpaduan sifat-sifat dari induknya yang lebih baik. Teknik inseminasi ini harus mengetahui masa kawin hewan. Pada saat sapi jantan akan mengawini sapi betina, terlebih dahulu spermanya ditampung, kemudian dimasukkan ke dalam alat inseminasi buatan untuk disuntikkan ke dalam alat kelamin betina yang akan dikawinkan. Sebelum alat tersebut dimasukkan anus dan usus besar, sapi dibersihkan dari kotoran, dan orang yang akan melakukannya mencuci tangannya dan menggunakan sarung tangan, selanjutnya tangan dimasukkan ke dalam anus untuk meraba kedudukan rahim agar posisi alat tersebut dapat dimasukkan dengan tepat.
Setelah itu alat inseminasi dimasukkan lewat vagina sapi betina sampai alat tersebut jika dilepas tidak jatuh, apabila jatuh berarti posisinya tidak benar dan harus diulang. Setelah posisinya tepat perlahan-lahan sperma disuntikkan.
4. Perkawinan Silang
Perkawinan silang atau disebut pembastaran (hibridisasi) adalah perkawinan antara dua individu yang berbeda sifat tetapi masih dalam satu spesies. Bibit yang akan disilangkan adalah bibit yang mempunyai sifat-sifat paling baik pada tanaman sejenis.
Misalnya, antara padi A (sifat berumur pendek, berbulir sedikit) disilangkan dengan padi B (sifat berumur panjang, berbulir banyak), maka akan menghasilkan padi jenis C dengan salah satu sifat sebagai berikut.
  Ø   berumur pendek dan berbulir banyak,
  Ø   berumur panjang dan berbulir sedikit,
  Ø   berumur pendek dan berbulir sedikit,
  Ø   berumur panjang dan berbulir banyak.
Di antara ke-4 sifat tersebut sifat yang paling unggul adalah berumur pendek dan berbulir banyak, maka tanaman inilah yang akan dijadikan sebagai bibit unggul.


No comments:

Post a Comment