Rekayasa
genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang
bertujuan untuk mendapatkan organisme yang unggul. Rekayasa genetika
merupakan salah satu pokok bahasan dalam ilmu Bioteknologi
(cabang ilmu Biologi).
Pada artikel ini akan dibahas segala sesuatu yang berkaitan dengan rekayasa
genetika.
Mahluk hidup terdiri atas gen, gen mengandung protein yang menjadi pusat
atau sumber informasi. Gen merupakan pembawa informasi turun-temurun dari
generasi ke generasi dan bertanggung jawab atas pewarisan genotipik (sifat yang
diturunkan) dan fenotipik (sifat yang tampak) dari seorang individu.
Secara ilmiah, rekayasa
genetika adalah manipulasi atau perubahan susunan genetik dari suatu organisme.
Rekayasa genetika merupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi
DNA rekombinan. Hasil dari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yang
memiliki sifat yang diingingkan atau organisme dengan sifat unggul, organisme
tersebut sering disebut sebagai organisme transgenik. Rekayasa genetika sangat
terkait dengan bidang bioteknologi lain seperti kloning hewan dan kloning
manusia.
Rekayasa genetika telah
memiliki aplikasi luas di hampir semua bidang yang berkaitan dengan
bioteknologi dimana genom organisme yang terlibat. Proses transfer materi
genetik dari satu organisme ke organisme lain menggunakan vektor atau pembawa
secara ilmiah disebut sebagai transformasi. Bahkan, semua percobaan telah
dilakukan pada bakteri, tanaman dan sebagian besar banyak hewan tikus, meskipun
eksperimen manusia belum mungkin karena alasan yang jelas.
Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetik, adalah manipulasi
langsung dari suatu organisme genom menggunakan bioteknologi . Ini adalah satu
set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik sel, termasuk
transfer gen dalam dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan
peningkatan atau novel organisme.
DNA baru dapat dimasukkan dalam genom inang dengan terlebih dahulu
mengisolasi dan menyalin materi genetik yang menarik menggunakan kloning
molekuler metode untuk menghasilkan urutan DNA, atau dengan sintesis DNA, dan
kemudian memasukkan ini membangun ke dalam organisme inang. Gen-gen dapat
dihapus, atau “tersingkir”, menggunakan nuklease .
Gen penargetan adalah teknik yang berbeda yang menggunakan rekombinasi
homolog untuk mengubah gen endogen, dan dapat digunakan untuk menghapus gen,
menghapus ekson , menambahkan gen, atau memperkenalkan mutasi titik. Organisme
yang dihasilkan melalui rekayasa genetika dianggap sebuah organisme yang
dimodifikasi secara genetik (GMO). GMO pertama bakteri yang dihasilkan pada
tahun 1973 dan GM tikus pada tahun 1974. Insulin -producing bakteri
dikomersialisasikan pada tahun 1982 dan makanan yang dimodifikasi secara
genetik telah dijual sejak tahun 1994. Glofish , GMO pertama yang dirancang
sebagai hewan peliharaan, pertama kali dijual di Amerika Serikat pada Desember
2003.
Teknik rekayasa genetik telah diterapkan di berbagai bidang termasuk
penelitian, pertanian, industri bioteknologi, dan obat-obatan. Enzim yang
digunakan dalam deterjen dan obat-obatan seperti insulin dan hormon pertumbuhan
manusia sekarang diproduksi dalam sel GM, eksperimental garis sel GM dan hewan
GM seperti tikus atau ikan zebra yang digunakan untuk tujuan penelitian, dan
tanaman transgenik telah dikomersialisasikan. bca juga Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Rekayasa genetika mengubah genetik make-up dari suatu organisme
menggunakan teknik yang menghapus diwariskan materi atau yang memperkenalkan
DNA disiapkan di luar organisme baik secara langsung ke dalam host atau menjadi
sel yang kemudian menyatu atau hibridisasi dengan tuan rumah.
Hal ini melibatkan menggunakan asam nukleat rekombinan ( DNA atau RNA )
teknik untuk membentuk kombinasi baru dari materi genetik diwariskan diikuti
dengan penggabungan dari bahan yang baik secara tidak langsung melalui vektor
sistem atau langsung melalui mikro-injeksi , makro-injeksi dan
mikro-enkapsulasi teknik.
Rekayasa genetika tidak normal termasuk tradisional hewan dan pemuliaan
tanaman , fertilisasi in vitro , induksi poliploidi , mutagenesis dan fusi sel
teknik yang tidak menggunakan asam nukleat rekombinan atau organisme rekayasa
genetika dalam proses. Namun Komisi Eropa juga telah didefinisikan rekayasa
genetika secara luas sebagai termasuk pembiakan selektif dan cara lain seleksi
buatan. Kloning dan stem cell penelitian, meskipun tidak dianggap rekayasa
genetika, yang terkait erat dan rekayasa genetika dapat digunakan di dalam diri
mereka. biologi sintetis adalah disiplin yang muncul yang mengambil rekayasa
genetika langkah lebih lanjut dengan memperkenalkan bahan artifisial disintesis
dari bahan baku menjadi suatu organisme.
Jika bahan genetik dari spesies lain ditambahkan ke host, organisme yang
dihasilkan disebut transgenik . Jika bahan genetik dari spesies yang sama atau
spesies yang secara alami dapat berkembang biak dengan host digunakan organisme
yang dihasilkan disebut cisgenic.
Rekayasa genetika juga dapat digunakan untuk menghapus materi genetik
dari organisme sasaran, menciptakan gen knockout organisme. di Eropa modifikasi
genetik adalah identik dengan rekayasa genetika sementara di Amerika Serikat
itu juga dapat merujuk ke metode pemuliaan konvensional. sistem peraturan
Kanada didasarkan pada apakah suatu produk memiliki novel yang memiliki
terlepas dari metode asli.
Dengan kata lain, produk ini diatur sebagai rekayasa genetika jika
membawa beberapa sifat yang sebelumnya tidak ditemukan pada spesies apakah itu
dihasilkan dengan menggunakan metode tradisional pemuliaan (misalnya, pembiakan
selektif , sel fusi , pemuliaan mutasi ) atau rekayasa genetika. dalam
komunitas ilmiah, rekayasa genetika istilah tidak umum digunakan; istilah yang
lebih spesifik seperti transgenik lebih disukai.
Dampak positif rekayasa genetika
transgenik antara lain:
- Rekayasa transgenik dapat menghasilkan produk lebih
banyak dari sumber yang lebih sedikit.
- Rekayasa tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan
ekstrem akan memperluas daerah pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan.
- Makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan
menyehatkan.
- Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding
tanaman konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan
cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan menghemat devisa akibat
penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta tanaman
transgenik produksi lebih baik.
Dampak negatif rekayasa genetika transgenik
antara lain:
1.
Potensi
toksisitas bahan pangan
Transfer genetik terjadi di dalam tubuh organisme
transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh
toksisitas pada bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan
ke dalam tomat, yang tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi
menimbulkan risiko toksisitas yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika
bahan pangan dikhawatirkan dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang
semula tidak pernah dijumpai pada bahan pangan konvensional.
Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah dilaporkan
adanya kasus reaksi alergi yang serius. Begitu pula, pernah ditemukan
kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan
pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko
yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil
metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan
kontribusi toksin, alergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.
2.
Potensi
menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai
jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun
produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu
bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapas
transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria
gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik
streptomisin dan spektinomisin.
Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah
yang dapat mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GO
dikhawatirkan tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas transgenik.
Dianjurkan pada wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan
kapas transgenik. Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui
menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi sehingga apabila digunakan
dalam pembuatan sarung tangan dan kondom, dapat diperoleh kualitas yang sangat
baik.
Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999 dilaporkan ada
sekitar 20 juta penderita alergi akibat pemakaian sarung tangan dan kondom dari
bahan karet transgenik. Selain pada manusia, organisme transgenik juga
diketahui dapat menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada
tahun 1998 melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang
transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan dan imunodepresi.
3.
Potensi
erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan
Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya
plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa.
Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan
efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva
spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan
menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah
kupu-kupu tersebut.
Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang
terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed (Asclepia
curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun gulma ini
merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang
memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida
tersebut akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian
organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat memberikan ancaman bagi
eksistensi plasma nutfahnya.
4.
Potensi
pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap
serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat
mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah. Tanaman
tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula
hanya mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme
lainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat
mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.
5.
Potensi
pergeserean ekologi
Organisme transgenik dapat pula mengalami
pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu
tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin,
setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan
tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan gangguan
lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.
Tujuan dari bioteknologi dengan menggunakan rekayasa
genetika ini untuk mendapatkan dan meningkatkan mutu individu yang lebih
baik sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini,
manusia telah mampu mengembangkan teknologi reproduksi, yaitu dengan
menggunakan alat dan prosedur dalam perkembangbiakan.
Bioteknologi
Dengan Menggunakan Rekayasa Genetika
1)
Rekayasa Genetika
Setiap
makhluk hidup mempunyai gen. Gen merupakan penentu sifat yang terdapat di dalam
kromosom. Apabila gen ini berubah, maka sifat dari makhluk hidup juga berubah,
sehingga banyak ahli yang memanfaatkan untuk mengubah gen dengan tujuan
mendapatkan organisme baru yang memiliki sifat sesuai yang dikehendaki. Proses
pengubahan gen-gen ini disebut dengan nama rekayasa genetika. Ada beberapa
macam rekayasa genetika di antaranya adalah rekombinasi DNA, fusi sel, dan
transfer inti.
a)
Rekombinasi DNA
Hal
yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika terjadi proses
reproduksi secara seksual yang normal, maka akan terjadi pemisahan dan
penggabungan kembali molekul-molekul DNA dari kromosom. Teknik pemisahan dan
penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai struktur DNA yang sama, untuk itulah DNA dari satu
spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan
agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan nama
rekombinasi DNA. Misalnya, telah ditemukannya gen seekor sapi yang berhasil
dipindahkan ke dalam bakteri sehingga bakteri tersebut telah menerima gen asing
yang tepat seperti gen aslinya. Gen ini akan mempunyai sifat-sifat dari sapi
tersebut dan akan mempunyai sifat gen baru disebut gen yang diklon. Rekayasa
genetik dapat mengubah genotipe suatu organisme dengan cara mengenalkan gen-gen
baru yang belum dimiliki oleh suatu spesies. Teknik menyambung gen ini telah
berhasil dan sukses dalam menghasilkan gen baru. Para ahli menggunakan teknik
rekayasa genetika dengan menggunakan mikroba-mikroba seperti bakteri untuk
membuat substansi yang tidak dapat dibuat oleh organisme yang direkayasa.
Tetapi pengenalan gen-gen dalam bakteri jauh lebih sulit, karena para ahli
harus mendapatkan gen yang diinginkan kemudian menggabungkan ke dalam DNA dari
bakteri.
Gen
yang diinginkan ini akan dihubungkan menjadi suatu lingkaran DNA bakteri
kecil yang disebut dengan plasmid. Kemudian plasmid ini siap untuk memasuki sel
bakteri dan akan direplikasi bersama-sama DNA selnya sendiri. Dengan cara
ini, maka semua gen plasmid dan sel-selnya seperti gengen aslinya. Selanjutnya,
plasmid ini akan diteruskan dari satu sel ke sel lainnya dengan cara
transformasi. Untuk menghubungkan gen-gen asing ke dalam plasmid memerlukan
rekombinasi genetik. Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam
rekombinasi gen.
i.
Pembuatan Insulin
Saat
ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes
mellitus). Penderita diabetes akan mengalami kekurangan hormon insulin. Para
ilmuwan telah berhasil mengatasi penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin
manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu dengan memotong DNA sel manusia
dengan menggunakan enzim pemotong. Gen yang menghasilkan insulin ini akan
disambungkan pada plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini
kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri
tersebut sudah mengandung gen insulin manusia.
Spesies
ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan
agar dapat memproduksi insulin manusia. Selanjutnya, produk tersebut ditampung
sebagai obat bagi penderita diabtes mellitus
.
Rekombinasi
gen dalam pembuatan insulin ini memiliki keunggulan, yaitu insulin yang
dihasilkan lebih murni karena mengandung protein manusia sehingga insulin ini
bisa diterima oleh tubuh manusia, biaya lebih murah dibandingkan dengan
pembuatan insulin menggunakan gen pankreas hewan, prosesnya dapat dihentikan
sampai kapan pun karena bakteri dapat disimpan sampai diperlukan lagi.
ii.
Pembuatan Vaksin Hepatitis
Saat
ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit
hati yang disebabkan oleh virus, ingatlah kembali pelajaran tentang virus di
kelas X. Virus terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung
protein ini dimasukkan dalam tubuh manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi
sehingga tubuh dapat menangkal virus yang masuk.
Saat
ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa
menghasilkan DNA-nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen
tersebut dimasukkan ke dalam sel ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan
menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein
tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi,
akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.
b.
Teknologi Hibridoma
Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel,
yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang
mengandung gen-gen dari kedua sel asli.
Sel yang dihasilkan dari fusi ini dinamakan
hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker).
Hibridoma ini sering digunakan untuk
memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Apabila sel-sel
sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein yang
sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis
penyakit, tes kehamilan, dan mengobati kanker.
Berikut ini contoh dari keberhasilan dari
fusi sel.
1)
Fusi Sel Manusia dengan Sel Tikus
Sel limfosit manusia mampu menghasilkan
antibodi, tetapi jika dikultur dan dipelihara proses pembelahannya sangat
lambat. Sel manusia tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan
dapat membelah dengan cepat karena sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai
kemampuan untuk membelah dengan cepat. Hibridoma yang terbentuk akan
mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu untuk membelah dengan cepat
(sifat sel kanker tikus).
2) Fusi Sel Tomat dan Kentang
Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi
protoplasma karena dalam fusi sel antartumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang
tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka
tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman
baru yang berbuah tomat dan berumbi kentang.
c.
Transfer Inti (Kloning)
Transfer inti merupakan proses pemindahan
inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan
membelah diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya adalah kloning inti.
Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon yang dicobakan pada
katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian
dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka
akan tumbuh zigot baru dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan
reproduksi paraseksual karena bukan merupakan reproduksi seksual dan aseksual.
Keterangan:
- Sepotong jaringan kulit diambil dari seekor katak.
- Sel-sel jaringan itu dibiakkan.
- Inti salah satu itu ditransplantasikan ke sel telur
penerima (inti sel telur ini sudah dikeluarkan).
- Telur itu berkembang menjadi embrio.
- Sel-sel embrio dipisah-pisahkan.
- Inti sebuah sel embrio ditransplantasikan ke dalam sel
telur penerima lainnya. Telur itu berkembang menjadi suatu klon katak
semula.
Keberhasilan transfer inti adalah
dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang diambil dari jaringan
kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan ovumnya diambilkan dari domba
betina yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak sehingga menjadi ovum tak
berinti. Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum
domba muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian
dimasukkan ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah
domba Dolly.
Bagaimana dengan kloning pada tumbuhan?
Secara tidak sengaja kita sebenarnya sudah melakukan kloning pada tumbuhan,
yaitu saat mencangkok, menyetek, tetapi hasilnya tidak banyak menghasilkan
individu baru.
2.
Bayi Tabung
Teknik fertilisasi bayi tabung dilakukan
secara invitro, yaitu suatu proses pembuahan yang secara sengaja dilakukan di
luar tubuh manusia. Teknik ini prosesnya hampir sama dengan fertilisasi secara
eksternal, masih ingatkah Anda dengan sistem ini? Pada mulanya sel-sel telur
yang mutunya baik dari ibu diseleksi, demikian juga sperma dari ayah. Kemudian
dipertemukan dalam cawan petri yang sudah diberi nutrien yang keadaan
lingkungannya disesuaikan dalam rahim, kemudian sperma akan membuahi sel telur
dan terbentuk zigot. Setelah berumur 2-5 hari embrio ditanam di dalam rahim
kemudian tumbuh dan akan lahir. Teknik ini sudah dilakukan dan berhasil di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sarjito Yogyakarta dengan mengembangkan bayi tabung
kembar tiga, yaitu satu laki-laki dan dua perempuan yang lahir dengan bedah
caesar pada tanggal 10 Februari 1998.
3.
Teknik Hibridisasi atau Kawin Suntik/Inseminasi Buatan
Teknik hibridisasi atau pembastaran merupakan
perkawinan silang untuk memperoleh bibit yang unggul. Umumnya dilakukan pada
hewan sapi. Bagaimana cara yang dilakukan dalam teknik kawin suntik ini? Pada
prinsipnya, caranya dilakukan dengan mengambil sperma atau semen dari hewan
yang memiliki bibit unggul untuk disuntikkan ke dalam alat kelamin hewan
betina. Tujuannya untuk mendapatkan keturunan dengan perpaduan sifat-sifat dari
induknya yang lebih baik. Teknik inseminasi ini harus mengetahui masa kawin
hewan. Pada saat sapi jantan akan mengawini sapi betina, terlebih dahulu
spermanya ditampung, kemudian dimasukkan ke dalam alat inseminasi buatan untuk
disuntikkan ke dalam alat kelamin betina yang akan dikawinkan. Sebelum alat
tersebut dimasukkan anus dan usus besar, sapi dibersihkan dari kotoran, dan
orang yang akan melakukannya mencuci tangannya dan menggunakan sarung tangan,
selanjutnya tangan dimasukkan ke dalam anus untuk meraba kedudukan rahim agar
posisi alat tersebut dapat dimasukkan dengan tepat.
Setelah itu alat inseminasi dimasukkan lewat
vagina sapi betina sampai alat tersebut jika dilepas tidak jatuh, apabila jatuh
berarti posisinya tidak benar dan harus diulang. Setelah posisinya tepat
perlahan-lahan sperma disuntikkan.
4.
Perkawinan Silang
Perkawinan silang atau disebut pembastaran
(hibridisasi) adalah perkawinan antara dua individu yang berbeda sifat tetapi
masih dalam satu spesies. Bibit yang akan disilangkan adalah bibit yang
mempunyai sifat-sifat paling baik pada tanaman sejenis.
Misalnya, antara padi A (sifat berumur
pendek, berbulir sedikit) disilangkan dengan padi B (sifat berumur panjang,
berbulir banyak), maka akan menghasilkan padi jenis C dengan salah satu sifat
sebagai berikut.
Ø berumur
pendek dan berbulir banyak,
Ø berumur
panjang dan berbulir sedikit,
Ø berumur
pendek dan berbulir sedikit,
Ø berumur
panjang dan berbulir banyak.
Di antara ke-4 sifat tersebut sifat yang paling
unggul adalah berumur pendek dan berbulir banyak, maka tanaman inilah yang akan
dijadikan sebagai bibit unggul.
No comments:
Post a Comment