Semua orang menginginkan untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas
dengan berbagai fasilitas penunjang pendidikan, sebagai sarana untuk
mengembangkan kreativitas, dan potensi yang ada dalam peserta didik. Ini ada
janji dunia pendidikan. Namun hal tersebut hanya menjadi kumpulan kata-kata
indah yang sangat utopis bagi rakyat sendiri, Karena penyerengaraan pendidikan
nasional masih jauh dari taraf idealitas. Idealnya penyengaraan pendidikan
harus mengutamakan kualitas dan harus dapat akses di semua kalangan, namun dalam
praktiknya hal tersebut berjalan sangat timpang.
Hal ini bisa kita lihat dari kinerja pendidikan Nasional sekarang
masih sangat memprihatinkan, dapat dicermati dari hasil-hasil pelaksanaan
pendididkan nasional yang masih jauh dari harapan sebagai berikut :
1. Relatife rendahnya indeks pembangunan manusia
2. Rendahnya daya saing bangsa
3. Memprihatinkannya prilaku intelektual
mahasiswa dan dosen
4. Kurang berbudayannya prilaku politik dan
praktisi
5. Merebaknya praktik korupsi di kalangan
pemimpin dan pejabat
Hal di atas merupakan contoh konkrit dari hasil pelaksanaan
pendidikan nasional yang belum memuaskan dalam jangka panjang. Lebih ironis
lagi ketika kualitas pendidikan rendah, namun tidak seluruh rakyat dapat
mengakses pendidikan dengan pilihan yang mereka tentukan, mereka terus
dibenturkan dengan biaya pendidikan yang semakin tinggi, sehingga hanya kaum
yang berkantong tebal saja yang mampu menikmati subsidi pendidikan dari
pemerintah, sedangkan kaum lemah hanya mampu membayar pajak untuk negara,
tetapi tidak akan pernah menikmati fasilitas yang disediakan oleh negara,
khususnya dalam bidang pendidikan. Selama pendidikan tidak dapat diakses oleh
kaum lemah, maka mereka tidak akan keluar dari lingkaran setan kemiskinan.
Upaya untuk mengakses sector pendidikan mempunyai korelasi terhadap
pendapatan perkapita seseorang, sedangkan produktifitas sangat berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia. Problematika pendidikan nasional
merupakan akibat dari Tarik ulur dua kutub kepentingan antar kutub kualitas dan
kutub kuantitas. Idealnya sesuai dengan tantangan zaman yang semakin kompleks,
serta persaingan yang semakin tidak mengenal sekat-sekat pembatas antara negara
satu dengan yang lain.
No comments:
Post a Comment